pengaruh iman terhadap pribadi dan masyarakat
BAB 1
Pendahuluan
A.
Latar
belakang
Iman memiliki
pengaruh signifikan dalam meluruskan kepribadian seseorang dan membersihkan
dirinya dari kecenderungan pada kebejatan atau kekejian. Ia menjadi stimulus
terkuat yang membuat seseorang untuk menjahui berbagai bentuk perilaku
kejahatan dan hal-hal terlarang, di samping menjadi motifator terbesar yang
menggugahnya untuk memperbanyak berbagai bentuk kebajikan dan kebaikan .
seseorang mukminsejati dengan demikian akan menjauhkan diri dari berbagai
kenistaan dan dosa sebab ia meyakini dengan keyakinan yang teguh bahwa allah
maha memperhatikan dirinya dalam segala situsi dan kondisinya.
B.
Rumusan
masalah
1. Pengertian
kebaktian , ketakwaan dan keimanan
2. Perbedaan
grafik keimanan.
3. Iman
dan peneladanan rasulullah
4. Cinta
dan benci karena allah
5. Iman
dan pemberantasan kemungkaran
6. Iman
dan jihad di jalan allah
7. Iman
dan antusiasme terhadap hal-hal yang bermanfaat
8. Iman
dan komitmen menjahui perilaku buruk
C.
Tujuan
perumusan masalah
1. Mengetahui
pengaruh iman terhadap pribadi seseorang dan masyarakat
2. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah akhlak tasawuf
3. Menambah
wawasan mengenai iman dan pengaruh-pengaruhnya
BAB
2
Pembahasan
A.
KEBAKTIAN,
KETAQWAAN DAN KEIMANAN
Kebaktan (al-birr) merupakan penyempurna keimanan,
bahkan ia adalah iman itu sendiri. Karena itu, ketika ada seseoarang yang
mendatangi abu dzarr dan mrnanyakan ikhwal keimanan, ia menjawab bahwa iman
adalah kebaktian. Ketika si penanya tidak puas dengan jawaban tersebut dan
menyatakan bahwa bukan itu yang ia tanyakan, melainkan keimanan abu dzarr pun
menjelaskan kepadanya bahwa dahulu ada seorang laki laki menghadap rasulullah
dan mengajukan pertanyaan persis seperti yang ia tanyakan, dan beliau menjawab
bahwa iman berarti kebaktian. Kemudian menyitir ayat:”bukanlah menghadapkan
wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu ialah beriman kepada allah, hari kemudian , malaikat-malaikat,
nabi-nabi, dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnyaanak anak
yatim, orang-orang miskin, musyafir dan orang-orang yang meminta-minta dan
hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menepati janjinya dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan
dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa,”(qs. Al-baqoroh (2): 177)
Meskipun iman merupakan keyakinan teguh tanpa
kebimbangan bahwa allah itu ada dan mengutus rasul rasulnya dan memberikan
petunjuk-bagi manusia melalui kitab-kitabNya sebagai pedoman dan kemaslahatan
dunia dan aqirat. Namun keimanan itu belum sempurna bila belum di iringi dengan
aktualisasi seperti rukun rukun islam.
Selain itu keimanan juga belum sempurna jika
pemiliknya belum mampu menentang hawa nafsunya.
B.
PERBEDAAN
GRAFIK KEIMANAN
Iman berarti
komitmen kuat untuk membenarkan segala yang di informasikan rasulullah , dari
aspek ini, iman tidak mengalami pembantahan atau penurunan atau penambahan ,
menuru para ulama iman tidak akan sempurna kecuali di sertai dengan amal maka
tingkat keimanan manusia menjadi berbeda beda sesuai amal amal yang meraka
jalani.
Rasulullah bersabda yang artinya sbb:
Kaum mukmin yang
paling sempurna imannya adalah mereka yang paling bagus pada ahlakhnya.[1]
Pengunaan gaya bahasa dalam hadist ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan tingkat keimanan antar manusia sesuai dengan amal-amal
saleh yang mereka kerjakan.
Dalil lain yang menunjukkan perbedaan tingkat
keimanan antar manusia sesuai pengaruh yang di timbulkan dalam diri mereka.
Banyak sekali diantara cabang-cabang iman diantaranya adalah malu. Rasulullah
bersabda yang artinya:
Iman ada enam puluh sekian cabang, dan malu adalah
salah cabang dari iman.(HR. al-Bukari)
C.
IMAN
DAN PENELADANAN RASULULLAH
Iman memiliki pengaruh besar dalam hati orang mukmin
ia menuntun seseorang untuk meneladani dalam menghiasi diri dengan akhlak yang
mulia hal itu merupakan mahabah pada allah dan rasulnya yang mewujudkan
kesempurnaan iman.
Rasullullah bersabda yang artinya sbb:
Demi dzat yang diriku dalam genggaman tangan
kuasanya tidak beriman satu persatu kalian sampai aku lebih di cintainya dari
pada kedua orang tua dan anaknya.
Rasullullah adalah sumber teladan baik ucapan,
perbuatan maupun taqrir beliau. Inilah jalan satu-satunya jalan bagi orang
orang mukmin untuk mewujudkan kebahagiaan di dunia sekaligus di aqirat.
Firman allah dalam surat al-hasyir yang artinya sbb:
Apa
yang telah di berikan rasul kepadamu, dan apa yang di larang nya bagimu maka tinggalkanlah(QS al-hasyir(59):7)
Semua yang di perintahkan oleh rasul itu membawa
kemaslahatan bagi umat dan Semua yang di larang oleh rasul , bila di jauhi akan
mendatangkan bahagia. Karena rasul menerima perintah-perintah dan larangan-larangan
dari allah yang maha mengetahui segalanya sesuatu yang terbaik bagi umat
manusia dan segala aspek dan sisinya. Allah berfirman:
$tBur ß,ÏÜZt Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ ÷bÎ) uqèd wÎ) ÖÓórur 4Óyrqã ÇÍÈ
3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan
hawa nafsunya.
4. ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Kwajiban
meneladani rasulullah dan mengikutinya dan memegang teguh sunah-sunahnya,
menurut keterangan al-quran merupakan bukti nyata kecintaan yang tulus kepada
allah sebagai konsekuensi ke imanan yang sempurnya kepadanya.
Kesimpulannya
: kita wajib meneladani rasullulah dalam segala urusan agama seperti, akidah
syariah dan akhlak. Dan dengan begitu
iman seseorang akan menjangkau kesempurnaan
D.
CINTA
DAN BENCI KARENA ALLAH
Segala bentuk interaksi antar umat mukmin seyogyanya
di landasi dengan cinta sebagai konsekuensi keimanan yang semputna kepada
allah. Namun di dalam masyarakat mukmin masih ada segelintir orang yang
melakukan perbuatan jahat dan melanggar norma-norma yang menyerobot hak hak
orang lain.
Untuk menyikapi hal ini seorang mukmin dalam
membenci dan mencintai sesame warga itu dengan kerangka acuan agama allah , ia
seharusnya mengorientasikan segala hal yang di lakukan yang tidak di lakukannya
dalam konteks hubungan di masyarakat dalam meraih keridhoan allah sebab hal itu
menjadi indicator sempurna tidaknya iman seseorang.
Rasulullah bersabda yang artinya sbb:
Barangsiapa mencintai
membenci karena allah, serta member dan menahan karena allah maka ia telah mencapai
kesempurnaan iman.(Hr Abu Dawud)
Hadist diatas memberikan petunjuk jelas mengenai
hal-hal yang harus di lakukan oleh seorang mukmin yang sempurna dalam tata
pergaulan social di tengah masyarakat. Dengan mencintai sesame karena allah dan
membenci karenaNya manakala norma-norma kesucianNya di langgar .
E . IMAN
DAN PEMBERANTASAN KEMUNGKARAN
Setiap pelaku tindak kenistaan berarti telah
berbuat kemungkaran, dan keimanan yang sempurna kepada Allah menuntut keharusan
melawan dan membasmi segala bentuk kemungkaran dan kekuatan tangan, atau
melalui lisan (teguran), atau sekedar melakukan perlawanan dalam hati sesuai
dengan batas batas kemampuan dan kapasitas masing masing.
Para pemegang kekuasaan menentang kemungkaran
dengan otoritas dan wewenang yang dimilikinya serta dengan aksi nyata penegakan
supremasi hukum terhadap semua tanpa pandang bulu. Sementara, para ulama’ (kaum
intelektual) menentang kemungkaran dengan kekuatan lisan (maupun tulisan)
seerta dengan komitmen menyuarakan kebenaran dalam dakwah mereka. Sedangkan
individu (rakyat) melakukan aksi berantas kemungkaran ddengan memberikan
nasihat jika memang mampu dan dengan komitmen menolak dan mensucikan hati
mereka dari segala bentuk kemungkaran.
F. IMAN DAN JIHAD DI JALAN ALLAH
Ketika kalangn anti Islam mengusik bahkan
menyerang masyarakat Islam dengan tujuan menginjak- injak kehormatannya atau
merampas hak miliknya dan merendahkan martabat rakyatnya maka masyarakat
Islamakan melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan. Hal ini tertjadi
karena keimanan ke pada Allah dalam diri mereka yang memantik api semangt untuk
rela berkorban dengan berjihat di jalan Allah. Karena itulah, Rasulullah
memposisikan jihad di jalan Allah sebagai amal yang paling afdhal.
Diriwayat kan dari Abu hurairah bahwa
Rasulullah pernah ditanya mengenai amal yang paling afdhal, dan beliau
menjawab,”beriman kepada Allah dan Rasullnya.” Beliau ditanya lagi ,“kemudian
apa lagi?”jihad di jalan Allah”.Beliau ditanya lagi “selanjut nya apa?” haji
yang mabrur.”(HR.Al-Bukhari)
G. IMAN DAN ANTUSIASME TERHADAP HAL-HAL YANG BERMANFA’AT
Jika jihad dijalan Allah merupakan amal yang
paling di sisi Allah utama disisi Allah, dan merupakan buah kesempurnaan iman
kepada Allah maka antusiasme terhadap segala hal yang bermanfaat bagi orang
mukmin didunia dan akhirat juga termasuk indicator kesempurnaan iman kepada
Allah. Diriwayatkan dari Abu hurairah ,Rasulullah bersabda :
Mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai Allah dar ipada Mukmin yang lemah. Masing-masing
memiliki sisi yang positif. Bersemangat lah terhadap hal-hal yang bermanfaat
bagimu sambil minta tolong lah kepada Allah, dan jangn loyo. Jika tertimpa
suatu musibah, jangan katakana: seandainya saya berbuat begini begitu, niscaya
tidak akan menjadi begini begitu, akantetapi katakana lah: ini adalah takdir
Allah dan apa yang telah dikehendakinya pasti terlaksana sebab ungkapan
andai-andai akan membuka godaan bagi godaan setan.
Tidak di ragukan lagi
bahwa menghiasi diri dengan perilaku keutamaan dan menjauhkan diri dari peilaku
kenistaan merupakan hal yang bermanfaat bagi orang mukmin dalam urusan agama
dan dunianya sehingga harus di lakukan deengan penuh antusiasme.
H. IMAN DAN KOMITMEN MENJAUHI PERILAKU
BURUK
Jika iman kepada Allah
belum sempurna kecuali dengan semangat dan kesungguhan seorang mukmin dalam
menghiasi dirinya dengan setiap perilaku luhur dan utama maka ini tentu saja
Berarti bahwa seorang
mukmin paripurna selalu menjauhkan diri dari segala perilaku buruk yang
dilarang oleh syara’. Karena itu dalam momentum Bai’at Aqabah pertama,
Rasulullah membai’at para sahabat nya untuk tidak menyekutukan Allah, dan
menjauhi perilaku buruk dan hal-hal yang biasa menjerumuskan dalam lembah
kenistaan agar iman mereka sempurna. Diriwayatkan dari Ubaidah bin ash-Shamit,
Rasulullah bersabda dihadapan sejumlah sahabat yang mengelilinginya ,”
Berbai’atlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu
apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidakn
membuat kebohongan yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian,
dan tidak berbuat
maksiat dalam perkara yang makruf. Barang siapa diantara kalian yang
memenuhinya maka pahalanya ada pada Allah dan barang siapa yang melanggar dari
hal tersebut Allah menghukumnya didunia maka itu kafarat baginya, dan barang
siapa yang melanggar satu diantara hal-hal tersebut kemudian Allah menuutpinya
(tidak menghukumnya di dunia) maka statusnya tergantung pada Allah ; jika mau
dia akan memaafkannya dan jika mau dia juga bisa menyiksanya’. Kamipun berjanji
setia dihadapan neliau atas hal-hal tersebut.”(Al-Bukhari).
Lebih tegasnya,
kesempurnaan iman menuntuk komitmen pantang melakukan perilaku-perilaku buruk
(nista). Rasulullah bersabda: tidak dikatakan beriman seseorang pezina ketika
berzina, tidak dikatakan beriman seorang pencuri dan tidak dikatakan beriman
seorang peminum khamr ketika ia meminumnya.
BAB
III
Penutup
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai iman yang sempurna maka seseorang bukan
hanya percaya kalau tuhan itu ada, tetapi seseorang harus mampu menentang nafsu
yang mengajak keburukan, mengerjakan amal-amal saleh, mengikuti sunnah-sunah
rasullulah, mencintai atau membenci sesuatu harus semata-mata karena allah, menuntut
keharusan melawan dan membasmi segala bentuk kemungkaran dengan berbagai cara,
melakukan hal hal yang bermanfaat dan membela dengan sungguh-sungguh apabila
ada seseorang atau kelompok yang akan menghancurkan islam dari dalam maupun
dari luar.
B.
SARAN-SARAN
Makalah ini mungkin
masih banyak di temui kesalahan-kesalahan dan jauh mencapai untuk kesempurnaan,
maka dari itu kami memerlukan masukan-masukan/saran-saran yang sifatnya
membangun dari dosen pengampu dan teman-teman dan pada pembuatan tugas-tugas
selanjutnya lebih ada kemajuan .
C.
HARAPAN
Setelah membaca makalah
ini diharapkan penyusun dan pembaca mampu menerapkan cara-cara mencapai
keimanan yang sempurna demi kemaslahatan dunia dan aqirat.
0 komentar:
Posting Komentar