This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 30 April 2013

blegadust

blegadust is aman who has hairy in all part of body.

Rabu, 17 April 2013

kura kura dan kera


Seekor kera dan seekor kura-kura hidup di sebuah hutan dekat sungai. Namun, kera yang satu ini mempunyai sifat yang tidak terpuji. Ia licik, suka memperalat temannya untuk kepentingan dirinya.
Kera bersahabat dengan kura-kura karena ada yang diharapkan dari kura-kura. Bila bepergian ke suatu tempat, kera selalu naik di atas punggung kura-kura dengan berbagai alasan: capek, kakinya sakit dan alasan yang lain. Kura-kura tak pernah sakit hati. Kura-kura menurut saja. Kemampuan kera mengambil hati membuat kura-kura luluh dan selalu dekat dengan kura-kura. “Tanpa bantuan makhluk lain, tak mungkin kita bisa hidup,” bisik hatinya.
Jika di tengah perjalanan ditemukan pohon yang sedang berbuah, kera dengan gesit memanjat pohon itu, sementara kura-kura disuruhnya menunggu di bawah. Setelah perutnya kenyang, barulah kera ingat temannya yang sedang menunggu di bawah. Hanya buah-buah yang jelek dan kulit-kulitnya yang dilempar ke bawah sambil mengatakan, “Wah kura-kura, buahnya jelek-jelek dan sudah banyak yang dimakan kelelawar sehingga tinggal kulitnya saja. Terima saja ini untukmu.”
Hidup mengembara dari hari ke hari telah membuat mereka bosan. Pada suatu hari, datanglah musim kemarau panjang. Hujan tidak kunjung datang. Pohon-pohon di hutan banyak yang layu dan tidak berbuah. Kera dan kura-kura sedang berteduh di bawah pohon di pinggir sungai sambil berpikir tentang apa yang harus dilakukan menghadapi situasi seperti itu.
Kera membuka percakapan. “Kura-kura, apa yang harus kita lakukan menghadapi musim kemarau ini?” tanyanya kepada si kura-kura. Kura-kura tidak menjawab karena memang kura-kura tidak mampu berpikir yang berat-berat. Akhirnya, kera melanjutkan pembicaraannya, “Sebaiknya kita menanam pisang, sebentar lagi musim hujan akan datang.”
“Saya setuju,” jawab kura-kura.
“Dari mana bibitnya?” tanyanya kepada kera. “Begini saja, kita menunggu di tepi sungai ini. Pada musim hujan, banyak manusia membuang anak pisang ke sungai. Nanti kalau ada yang hanyut kita ambil.” Mereka berdua setuju. Mula-mula mereka bekerja keras membuka hutan untuk ditanami pohon pisang. Setelah tanahnya siap, datanglah musim hujan. Sepanjang hari mereka di tepi sungai menunggu pohon pisang yang hanyut. Tidak seberapa lama dari jauh tampak pohon pisang hanyut. Kera berteriak, “Kura-kura cepat berenang kamu! Ambil batang pisang itu! Saya takut air dan tak bisa berenang.”
“Kalau berenang saya jagonya.” kata kura-kura menyombongkan diri.
“Kamulah yang beruntung bisa berenang, sedang aku tidak pandai berenang. Kalau aku pandai berenang, tidaklah engkau perlu bersusah-susah mengambil batang pisang itu. Aku tentu akan membantumu,” ujar kera dengan licik.
Mendengar ucapan kera itu, hati kura-kura menjadi terharu. Oleh karena itu, ia segera berenang menarik batang pisang itu ke tepi sungai. Batang pisang itu dikumpulkan satu per satu. Setelah cukup banyak barulah ditanam. Mereka membagi dua setiap batang pisang sama Panjang agar adil. Bagian atas diambil si kera dan bagian bawah diberikan kepada kura-kura. Kera rupanya tahu bahwa buah pisang selalu ada di bagian atas. Oleh karena itu, ia mengambil bagian atas.
Beberapa waktu mereka bekerja menanam pohon pisang. Kura-kura rajin sekali memelihara tanamannya, sedangkan tanaman si kera tentu saja mernbusuk dan mati sernua.
Setelah kebun pisang milik kura-kura berbuah dan buahnya mulai masak, datanglah kera bertandang. “Hai kura-kura, tidakkah kau lihat pisangmu telah masak di pohon,” tanya kera bersemangat.
“Ya, saya lihat, hanya saya tak mampu memanjat untuk memetiknya,” jawab kura-kura.
“Apakah artinya kita bersahabat, kalau saya tidak dapat membantumu,” kata kera.
Dalam hati kera, muncul akal liciknya, lebih-lebih Perulnya sudah mulai terasa lapar. Kera menawarkan diri untuk membantu kura-kura memanen pisangnya. Kurakura setuju. Dengan gesit, kera memanjat pohon pisang yang telah ranum buahnya. Di atas pohon ia makan sepuas-puasnya, sedangkan kura-kura (si pemilik kebun) dilupakannya. Ia menunggu dengan hati yang mendongkol. Kadang-kadang, kera melemparkan kulit kepada kura-kura. Hal itu dilakukannya setiap hari, sampai kebun itu habis buahnya.
Sejak itu, kura-kura merasa sakit hati. Namun, apa yang bisa dilakukannya? Sebagai makhluk Tuhan yang lemah, ia hanya bisa berdoa semoga yang curang dan khianat mendapat murka Tuhan. Mereka berpisah untuk waktu yang agak lama. Kura-kura selalu menghindar jika mendengar suara kera.
Pada suatu hari yang panas, udara menjadi kering. Buah-buahan di hutan semakin berkurang. Para satwa di hutan banyak yang kelaparan dan kehausan. Apalagi kera yang rakus itu. Ia berjalan gontai mencari teman senasib sepenanggungan. Lalu ia beristirahat di bawah pohon yang rindang, di atas sebuah batu. Karena lapar dan haus, kera tidak sadar bahwa yang diduduki itu adalah punggung si kura-kura yang sedang beristirahat pula. Karena udara panas, kura-kura menyembunyikan kepalanya di bawah punggungnya yang keras itu. Si kera kemudian berteriak memanggil sahabalnya, “Kura-kuraaaaa……., di mana kamu, Kemarilah! Kita sudah lama tidak bertemu”
Terdengarlah suara dari bawah pantat si kera, “Uuuuuuwuk…..”.
Kera berteriak lagi, “Ooooo…. kura-kuraaa…, kemarilaaah! Aku ingin bertemu denganmu.” Terdengar lagi suara dari pantatnya, “Uuuuuuuwuk….”.
Kera marah sekali. Ia mengira, suara itu adalah suara alat kelaminnya yang mengejeknya. Sebenarnya, suara itu adalah suara kura-kura yang didudukinya. Dengan geram, ia mengancam alat kelaminnya sendiri. “Jika kamu mengejekku lagi akan aku hancurkan!” ancamnya. Kemudian, ia berteriak lagi, “Kura-kuraaaaaaaaaaa…”. Mendengar suara itu marahlah si kera. la mengambil batu, lalu alat kelaminnya dipukul berkali-kali. Kera menjeritjerit kesakitan, sambil terus memukulkan batu itu ke arah alat kelaminnya. Kura-kura menjulurkan kepalanya. Ia ingin menolong, tetapi sudah terlambat. Kera sahabatnya yang licik itu telah mati.


bangauSang bangau punya kaki dan leher yang panjang. Sayapnya kuat dan lebar sehingga ia mampu terbang tinggi dan jauh. Makanan kesukaannya adalah kodok. Selain itu ia suka belalang, ulat pohon, dan bekicot. Sang bangau bersahabat dengan sang kera. Sang bangau sering membantu mencari kutu sang kera. Jika bepergian jauh, sang bangau biasanya menerbangkan sang kera. Akan tetapi, sang kera yang licik dan khianat selalu ingin enaknya saja.
Pernah sang kera minta tolong sang bangau untuk menangkap ikan di sebuah kolam. Sementara sang bangau bekerja, sang kera makan sampai kenyang. Setelah selesai, sang bangau hanya mendapat bagian sedikit, karena sebagian telah disembunyikan terlebih dulu oleh sang kera. Atas perlakuan yang demikian, sang bangau sudah tentu sakit hati. Namun tidak sampai memutuskan hubungan. Mereka tampak rukun-rukun saja. Sampai pada suatu hari sang kera ingin menipu sang bangau lagi. Sang kera ingin pergi ke Pulau Medang yang terkenal buah sawonya. Tetapi bagaimana caranya untuk bisa ke sana karena kera yakin tidak ada satu pun dari temannya yang mau meminjamkan perahu kepadanya. Satu-satunya harapan adalah sang bangau. Ia mencari akal bagaimana agar sang bangau mau menerbangkannya ke Pulau Medang.
Pada saat kelaparan melanda warga bangau, diajaklah sang bangau pergi ke Pulau Medang. Sang kera bercerita bahwa di Pulau Medang pasti terdapat kodok yang banyak, karena pulau itu tidak berpenghuni. Tanpa curiga sedikit pun, sang bangau tidak menolak tawaran sang kera. Maka, ditentukanlah hari keberangkatan mereka. Keduanya berangkat dengan penuh harapan memperoleh kehidupan yang layak di pulau seberang. “Bangau sahabatku,” kata sang kera. “Sesampai di Medang nanti saya akan membuat perahu dari tanah liat”. “Apakah kera sekarang sudah begitu pandai sehingga bisa membikin perahu?” tanya sang bangau dengan nada tak percaya.
“Sudah lama saya pergi ke negeri orang-orang pandai belajar membuat perahu. Sekarang saya baru bisa membuat perahu dari tanah liat”, jawab sang kera. “Yang Penting, sang bangau harus membantu saya mengumpulkan tanah liatnya,” lanjut sang kera.
Sesuai dengan kesepakatan, pada suatu hari sang bangau berangkat menerbangkan sang kera menuju Medang pulau harapan. Setelah beberapa saat terbang, tampaklah dari kejauhan Pulau Medang yang menghijau. Di atas punggung sang bangau, sang kera telah membayangkan buah-buah sawo yang harum baunya dan manis rasanya. Sang kera menyuruh sang bangau terbang lebih cepat. Namun, apa daya. Sang bangau kecapaian, tidak mampu terbang lebih cepat lagi. Apalagi sang kera terus-menerus mengajak bercakap-cakap sambil duduk enak di atas punggung sang bangau. Dengan sisa tenaga yang ada, akhirnya mereka sampai ke Pulau Medang. Dengan napas terengah-engah sang bangau mendarat dengan selamat. Mereka beristirahat sebentar menikmati pemandangan indah di pulau yang sunyi itu.
Sementara sang bangau masih kelelahan setelah terbang dengan beban tubuh sang kera yang berat. Sang kera sudah berada di atas pohon sawo dengan wajah berseri. Ia melompat dari pohon sawo yang satu ke pohon sawo yang lain. Mulutnya mengunyah buah-buah sawo yang masak tanpa berhenti. Kodok yang diperkirakan melimpah ruah tidak ada seekor pun. Terpaksa sang bangau hanya berbaring melepaskan lelah. Sesekal, ia menangkap kepiting kecil yang lewat di dekatnya. Namun, karena sang bangau tidak biasa makan kepiting, perutnya terasa agak mual. Sementara itu, sang kera telah tertidur di atas pohon. Perutnya tampak membiru tanda kekenyangan.
Setelah sang kera bangun, berkatalah sang bangau, “Sang kera, Anda telah kenyang di sini. Makanan berlimpah. Kodok dan belalang yang Anda janjikan tidak ada di sini. Oleh karena itu, saya tidak mungkin tingggal di sini. Saya akan kembali ke kampung halamanku. Dengan buah sawo yang berlimpah di sini, anda bisa hidup tujuh turunan. Oleh karena itu, besok saya akan pulang. Saya akan menceriterakan kepada warga kera tentang hutan sawo mu.
“Jangan begitu,” kata sang kera. “Mana mungkin saya hidup sendirian di sini.”
“Tetapi saya tidak mungkin hidup di daerah tanpa kodok seperti ini,” jawab sang bangau agak jengkel.
“Kalau begitu baiklah. Mari terbangkan saya pulang ke kampung bersamamu,” ujar sang kera. “Maaf sang kera, sayapku belum begitu pulih untuk bisa terbang dengan beban tubuhmu. Jangankan terbang dengan sang kera. Terbang sendiri pun belum tentu kuat.”
“Kalau begitu kita tunggu saja sampai Anda pulih kembali kekuatannya.” Sang bangau menjawab, “Mana mungkin aku harus menunggu. Apa yang harus saya makan? Apa saya harus mati kelaparan di sini sementara kamu punya buah sawo yang berlimpah? Saya kira kamu dapat pulang sendiri dengan perahu. Kamu dapat membuat perahu kan.”
Sang kera tertunduk malu. la ingat akan kebohongannya. Sebenarnya ia hanya punya sedikit keahlian membuat perahu. Namun, karena malunya kepada sang bangau, ia berkata, “Kalau begitu bantulah saya mencari tanah liat. Nanti saya yang menempanya.”
Singkat cerita, perahu itu sudah jadi. Mereka mendorong ke tengah lautan, dan berangkatlah mereka berdua. Sang kera naik perahu dengan perasaan takut sekali.
Sesekali, perahu itu diterjang ombak. Wajah sang kera menjadi pucat. Sebaliknya, sang bangau selalu bernyanyi: “Curcur humat, curcur hurnat, bila hancur saya selamat, bila hancur saya selamat.”
Tentu saja sang bangau dapat terbang jika perahu itu hancur diterpa ombak. Kemungkinan untuk hancur memang ada, karena perahu itu hanya dibuat dari tanah liat oleh kera yang tidak ahli.
Sementara itu, mereka telah berlayar jauh ke tengah lautan. Pulau Sumbawa sebagai kampung halamannya telah tampak dari kejauhan. Tiba-tiba badai bertiup dengan kencang. Hujan pun turun dengan lebat. Ombak lautan bergulung-gulung menerpa perahu mereka. Dalam waktu yang singkat, perahu itu pecah berantakan. Sang bangau segera terbang, sedangkan sang kera dengan susah payah mencoba berenang. Namun, tubuhnya yang kecil tidak mampu melawan derasnya arus dan besarnya gelombang lautan yang kian mengganas. Akhirnya, sang kera mati ditelan ombak lautan.
Lautan tenang kembali. Nun di atas langit tampak sang bangau terbang dengan tenang menuju kampung halamannya.

Jumat, 05 April 2013

pengaruh iman terhadap pribadi dan masyarakat


pengaruh iman terhadap pribadi  dan masyarakat 
BAB 1
Pendahuluan

A.    Latar belakang
Iman memiliki pengaruh signifikan dalam meluruskan kepribadian seseorang dan membersihkan dirinya dari kecenderungan pada kebejatan atau kekejian. Ia menjadi stimulus terkuat yang membuat seseorang untuk menjahui berbagai bentuk perilaku kejahatan dan hal-hal terlarang, di samping menjadi motifator terbesar yang menggugahnya untuk memperbanyak berbagai bentuk kebajikan dan kebaikan . seseorang mukminsejati dengan demikian akan menjauhkan diri dari berbagai kenistaan dan dosa sebab ia meyakini dengan keyakinan yang teguh bahwa allah maha memperhatikan dirinya dalam segala situsi dan kondisinya.

B.     Rumusan masalah
1.      Pengertian kebaktian , ketakwaan dan keimanan
2.      Perbedaan grafik keimanan.
3.      Iman dan peneladanan rasulullah
4.      Cinta dan benci karena allah
5.      Iman dan pemberantasan kemungkaran
6.      Iman dan jihad di jalan allah
7.      Iman dan antusiasme terhadap hal-hal yang bermanfaat
8.      Iman dan komitmen menjahui perilaku buruk

C.    Tujuan perumusan masalah
1.      Mengetahui pengaruh iman terhadap pribadi seseorang dan masyarakat
2.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah akhlak tasawuf
3.      Menambah wawasan mengenai iman dan pengaruh-pengaruhnya


BAB 2

Pembahasan

A.    KEBAKTIAN, KETAQWAAN DAN KEIMANAN
Kebaktan (al-birr) merupakan penyempurna keimanan, bahkan ia adalah iman itu sendiri. Karena itu, ketika ada seseoarang yang mendatangi abu dzarr dan mrnanyakan ikhwal keimanan, ia menjawab bahwa iman adalah kebaktian. Ketika si penanya tidak puas dengan jawaban tersebut dan menyatakan bahwa bukan itu yang ia tanyakan, melainkan keimanan abu dzarr pun menjelaskan kepadanya bahwa dahulu ada seorang laki laki menghadap rasulullah dan mengajukan pertanyaan persis seperti yang ia tanyakan, dan beliau menjawab bahwa iman berarti kebaktian. Kemudian menyitir ayat:”bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada allah, hari kemudian , malaikat-malaikat, nabi-nabi, dan memberikan harta yang di cintainya kepada kerabatnyaanak anak yatim, orang-orang miskin, musyafir dan orang-orang yang meminta-minta dan hamba sahaya, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa,”(qs. Al-baqoroh (2): 177)
Meskipun iman merupakan keyakinan teguh tanpa kebimbangan bahwa allah itu ada dan mengutus rasul rasulnya dan memberikan petunjuk-bagi manusia melalui kitab-kitabNya sebagai pedoman dan kemaslahatan dunia dan aqirat. Namun keimanan itu belum sempurna bila belum di iringi dengan aktualisasi seperti rukun rukun islam.
Selain itu keimanan juga belum sempurna jika pemiliknya belum mampu menentang hawa nafsunya.

B.     PERBEDAAN GRAFIK KEIMANAN
 Iman berarti komitmen kuat untuk membenarkan segala yang di informasikan rasulullah , dari aspek ini, iman tidak mengalami pembantahan atau penurunan atau penambahan , menuru para ulama iman tidak akan sempurna kecuali di sertai dengan amal maka tingkat keimanan manusia menjadi berbeda beda sesuai amal amal yang meraka jalani.
Rasulullah bersabda yang artinya sbb:
Kaum mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling bagus pada ahlakhnya.[1]

Pengunaan gaya bahasa dalam hadist ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat keimanan antar manusia sesuai dengan amal-amal saleh yang mereka kerjakan.
Dalil lain yang menunjukkan perbedaan tingkat keimanan antar manusia sesuai pengaruh yang di timbulkan dalam diri mereka. Banyak sekali diantara cabang-cabang iman diantaranya adalah malu. Rasulullah bersabda yang artinya:
Iman ada enam puluh sekian cabang, dan malu adalah salah cabang dari iman.(HR. al-Bukari)

C.    IMAN DAN PENELADANAN RASULULLAH
Iman memiliki pengaruh besar dalam hati orang mukmin ia menuntun seseorang untuk meneladani dalam menghiasi diri dengan akhlak yang mulia hal itu merupakan mahabah pada allah dan rasulnya yang mewujudkan kesempurnaan iman.
Rasullullah bersabda yang artinya sbb:
Demi dzat yang diriku dalam genggaman tangan kuasanya tidak beriman satu persatu kalian sampai aku lebih di cintainya dari pada kedua orang tua dan anaknya.
Rasullullah adalah sumber teladan baik ucapan, perbuatan maupun taqrir beliau. Inilah jalan satu-satunya jalan bagi orang orang mukmin untuk mewujudkan kebahagiaan di dunia sekaligus di aqirat.

Firman allah dalam surat al-hasyir yang artinya sbb:
Apa yang telah di berikan rasul kepadamu, dan apa yang di larang nya bagimu     maka tinggalkanlah(QS al-hasyir(59):7)

Semua yang di perintahkan oleh rasul itu membawa kemaslahatan bagi umat dan Semua yang di larang oleh rasul , bila di jauhi akan mendatangkan bahagia. Karena rasul menerima perintah-perintah dan larangan-larangan dari allah yang maha mengetahui segalanya sesuatu yang terbaik bagi umat manusia dan segala aspek dan sisinya. Allah berfirman:

$tBur ß,ÏÜZtƒ Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ   ÷bÎ) uqèd žwÎ) ÖÓórur 4ÓyrqムÇÍÈ  
3. dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
4. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).


Kwajiban meneladani rasulullah dan mengikutinya dan memegang teguh sunah-sunahnya, menurut keterangan al-quran merupakan bukti nyata kecintaan yang tulus kepada allah sebagai konsekuensi ke imanan yang sempurnya kepadanya.
Kesimpulannya : kita wajib meneladani rasullulah dalam segala urusan agama seperti, akidah syariah dan  akhlak. Dan dengan begitu iman seseorang akan menjangkau kesempurnaan

D.    CINTA DAN BENCI KARENA ALLAH
Segala bentuk interaksi antar umat mukmin seyogyanya di landasi dengan cinta sebagai konsekuensi keimanan yang semputna kepada allah. Namun di dalam masyarakat mukmin masih ada segelintir orang yang melakukan perbuatan jahat dan melanggar norma-norma yang menyerobot hak hak orang lain.
Untuk menyikapi hal ini seorang mukmin dalam membenci dan mencintai sesame warga itu dengan kerangka acuan agama allah , ia seharusnya mengorientasikan segala hal yang di lakukan yang tidak di lakukannya dalam konteks hubungan di masyarakat dalam meraih keridhoan allah sebab hal itu menjadi indicator sempurna tidaknya iman seseorang.
Rasulullah bersabda yang artinya sbb:

Barangsiapa mencintai membenci karena allah, serta member dan menahan   karena allah maka ia telah mencapai kesempurnaan iman.(Hr Abu Dawud)

Hadist diatas memberikan petunjuk jelas mengenai hal-hal yang harus di lakukan oleh seorang mukmin yang sempurna dalam tata pergaulan social di tengah masyarakat. Dengan mencintai sesame karena allah dan membenci karenaNya manakala norma-norma kesucianNya di langgar .




     E . IMAN DAN PEMBERANTASAN KEMUNGKARAN
  Setiap pelaku tindak kenistaan berarti telah berbuat kemungkaran, dan keimanan yang sempurna kepada Allah menuntut keharusan melawan dan membasmi segala bentuk kemungkaran dan kekuatan tangan, atau melalui lisan (teguran), atau sekedar melakukan perlawanan dalam hati sesuai dengan batas batas kemampuan dan kapasitas masing masing.
  Para pemegang kekuasaan menentang kemungkaran dengan otoritas dan wewenang yang dimilikinya serta dengan aksi nyata penegakan supremasi hukum terhadap semua tanpa pandang bulu. Sementara, para ulama’ (kaum intelektual) menentang kemungkaran dengan kekuatan lisan (maupun tulisan) seerta dengan komitmen menyuarakan kebenaran dalam dakwah mereka. Sedangkan individu (rakyat) melakukan aksi berantas kemungkaran ddengan memberikan nasihat jika memang mampu dan dengan komitmen menolak dan mensucikan hati mereka dari segala bentuk kemungkaran.

     F. IMAN DAN JIHAD DI JALAN ALLAH
  Ketika kalangn anti Islam mengusik bahkan menyerang masyarakat Islam dengan tujuan menginjak- injak kehormatannya atau merampas hak miliknya dan merendahkan martabat rakyatnya maka masyarakat Islamakan melakukan perlawanan hingga titik darah penghabisan. Hal ini tertjadi karena keimanan ke pada Allah dalam diri mereka yang memantik api semangt untuk rela berkorban dengan berjihat di jalan Allah. Karena itulah, Rasulullah memposisikan jihad di jalan Allah sebagai amal yang paling afdhal.
  Diriwayat kan dari Abu hurairah bahwa Rasulullah pernah ditanya mengenai amal yang paling afdhal, dan beliau menjawab,”beriman kepada Allah dan Rasullnya.” Beliau ditanya lagi ,“kemudian apa lagi?”jihad di jalan Allah”.Beliau ditanya lagi “selanjut nya apa?” haji yang mabrur.”(HR.Al-Bukhari)

   G. IMAN DAN ANTUSIASME TERHADAP HAL-HAL YANG    BERMANFA’AT
  Jika jihad dijalan Allah merupakan amal yang paling di sisi Allah utama disisi Allah, dan merupakan buah kesempurnaan iman kepada Allah maka antusiasme terhadap segala hal yang bermanfaat bagi orang mukmin didunia dan akhirat juga termasuk indicator kesempurnaan iman kepada Allah. Diriwayatkan dari Abu hurairah ,Rasulullah bersabda :
Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dar ipada Mukmin yang lemah. Masing-masing memiliki sisi yang positif. Bersemangat lah terhadap hal-hal yang bermanfaat bagimu sambil minta tolong lah kepada Allah, dan jangn loyo. Jika tertimpa suatu musibah, jangan katakana: seandainya saya berbuat begini begitu, niscaya tidak akan menjadi begini begitu, akantetapi katakana lah: ini adalah takdir Allah dan apa yang telah dikehendakinya pasti terlaksana sebab ungkapan andai-andai akan membuka godaan bagi godaan setan.
Tidak di ragukan lagi bahwa menghiasi diri dengan perilaku keutamaan dan menjauhkan diri dari peilaku kenistaan merupakan hal yang bermanfaat bagi orang mukmin dalam urusan agama dan dunianya sehingga harus di lakukan deengan penuh antusiasme.




     H. IMAN DAN KOMITMEN MENJAUHI PERILAKU BURUK
Jika iman kepada Allah belum sempurna kecuali dengan semangat dan kesungguhan seorang mukmin dalam menghiasi dirinya dengan setiap perilaku luhur dan utama maka ini tentu saja
Berarti bahwa seorang mukmin paripurna selalu menjauhkan diri dari segala perilaku buruk yang dilarang oleh syara’. Karena itu dalam momentum Bai’at Aqabah pertama, Rasulullah membai’at para sahabat nya untuk tidak menyekutukan Allah, dan menjauhi perilaku buruk dan hal-hal yang biasa menjerumuskan dalam lembah kenistaan agar iman mereka sempurna. Diriwayatkan dari Ubaidah bin ash-Shamit, Rasulullah bersabda dihadapan sejumlah sahabat yang mengelilinginya ,” Berbai’atlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidakn membuat kebohongan yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian,
dan tidak berbuat maksiat dalam perkara yang makruf. Barang siapa diantara kalian yang memenuhinya maka pahalanya ada pada Allah dan barang siapa yang melanggar dari hal tersebut Allah menghukumnya didunia maka itu kafarat baginya, dan barang siapa yang melanggar satu diantara hal-hal tersebut kemudian Allah menuutpinya (tidak menghukumnya di dunia) maka statusnya tergantung pada Allah ; jika mau dia akan memaafkannya dan jika mau dia juga bisa menyiksanya’. Kamipun berjanji setia dihadapan neliau atas hal-hal tersebut.”(Al-Bukhari).
Lebih tegasnya, kesempurnaan iman menuntuk komitmen pantang melakukan perilaku-perilaku buruk (nista). Rasulullah bersabda: tidak dikatakan beriman seseorang pezina ketika berzina, tidak dikatakan beriman seorang pencuri dan tidak dikatakan beriman seorang peminum khamr ketika ia meminumnya.
BAB III
Penutup
A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai iman yang sempurna maka seseorang bukan hanya percaya kalau tuhan itu ada, tetapi seseorang harus mampu menentang nafsu yang mengajak keburukan, mengerjakan amal-amal saleh, mengikuti sunnah-sunah rasullulah, mencintai atau membenci sesuatu harus semata-mata karena allah, menuntut keharusan melawan dan membasmi segala bentuk kemungkaran dengan berbagai cara, melakukan hal hal yang bermanfaat dan membela dengan sungguh-sungguh apabila ada seseorang atau kelompok yang akan menghancurkan islam dari dalam maupun dari luar.


B.     SARAN-SARAN
Makalah ini mungkin masih banyak di temui kesalahan-kesalahan dan jauh mencapai untuk kesempurnaan, maka dari itu kami memerlukan masukan-masukan/saran-saran yang sifatnya membangun dari dosen pengampu dan teman-teman dan pada pembuatan tugas-tugas selanjutnya lebih ada kemajuan .
C.    HARAPAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan penyusun dan pembaca mampu menerapkan cara-cara mencapai keimanan yang sempurna demi kemaslahatan dunia dan aqirat.





[1] Tassawuf islam. Hal. 230

Diberdayakan oleh Blogger.